BAB
1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Beberapa tahun
belakangan ini, jumlah kasus penipuan lewat Internet yang ditangani polisi
meningkat pesat. Modusnya pun berbagai macam. Dari yang menggunakan cerita
palsu mengenai warisan bahkan rencana investasi yang sebenarnya tak pernah ada.
Masyarakat tertipu oleh iming-iming tersebut. Fenomena kasus penipuan seperti
di atas menunjukkan indikasi rendahnya literasi keuangan sebagian masyarakat
kita, sebagaimana yang dinyatakan pada Cetak Biru Edukasi Masyarakat Di Bidang
Perbankan (2007) bahwa “baseline survey tingkat literasi dan pemahaman
masyarakat terhadap produk keuangan dan perbankan tahun 2006 memberikan kesimpulan
bahwa edukasi kepada masyarakat di bidang keuangan dan perbankan sangat diperlukan.
Salah satu kecerdasan
yang harus dimiliki manusia moder adalah kecerdasan finansial, yaitu kecerdasan
mengelola aset keuangan pribadi. Dengan menerapkan cara pengelolaan keuangan
yang benar, maka seseorang diharapkan bisa mendapatkan manfaat yang maksimal
dari uang yang dimilikinya.
Literasi keuangan dapat
diartikan sebagai pengetahuan keuangan, dengan tujuan mencapai kesejahteraan
mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell 2007). Hal ini dapat dimaknai
bahwa persiapan perlu dilakukan untuk menyongsong globalisasi dalam bidang
keuangan. (Orton 2007) memperjelas
dengan menyatakan bahwa literasi keuangan menjadi hal yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan seseorang karena literasi keuangan merupakan alat yang berguna
untuk membuat keputusan keuangan yang terinformasi, namun dari
pengalaman-pengalaman di berbagai negara masih menunjukkan relatif kurang
tinggi. (Byrne 2007) juga menemukan bahwa pengetahuan keuangan yang rendah akan
menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah, dan menyebabkan bias dalam
pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi.
Mahasiswa sebagai
generasi muda tidak hanya menghadapi kompleksitas yang semakin meningkat dalm
produk-produk keuangan, jasa, dan pasar, tetapi mereka lebih cenderung harus
menanggung risiko keuangan di masa depan yang lebih dari orang tua mereka
(Lusardi, 2010). (Chen dan Volpe 1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa
mahasiswa yang memiliki literasi keuangan rendah cenderung berpendapat negatif
tentang keuangan dan membuat keputusan yang salah. Dengan memiliki literasi
keuangan, mahasiswa mampu membuat keputusan untuk kehidupan mereka dan menerima
tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
Pembelajaran di
perguruan tinggi sangat berperan penting dalam proses pembentukan literasi
keuangan mahasiswa. Mahasiswa tinggal di lingkungan ekonomi yang beragam dan
kompleks sehingga peningkatan kebutuhan pendidikan keuangan sangat diperlukan.
Beberapa negara telah mengakui perlunya literasi keuangan diajarkan di dalam
kelas. Pembelajaran yang efektif dan efisien akan membantu mahasiswa memiliki
kemampuan memahami, menilai, dan bertindak dalam kepentingan keuangan mereka.
2.
Perumusan Masalah
Dengan mempertimbangkan
latar belakang masalah yang diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dalam karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
a.
Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi literasi keuangan di kalangan mahasiswa?
b.
Bagaimana
optimalisasi peran perguruan tinggi dalam pembentukan literasi keuangan
mahasiswa?
3.
Gagasan Kreatif
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka
penulis memiliki gagasan membentuk komunitas jasa keuangan untuk menciptakan
mahasiswa yang teredukasi keuangan dengan baik. Komunitas tersebut memiliki
kegiata n berupa observasi, sosialisasi, dan edukasi.
4.
Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan
1)
Memberikan
pengetahuan dan informasi tentang literasi keuangan dan apa manfaatnya bagi
mahasiswa.
2)
Meningkatkan
optimalisasi perguruan tinggi dalam mencetak lulusan yang beredukasi keuangan.
b.
Manfaat
1)
Karya tulis ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada perguruan tinggi dalam perannya
membentuk lulusan yang berkompetensi literasi keuangan.
2)
Kerjasama yang
sinergi antara dosen dan mahasiswa dapat saling membantu optimalisasi peran
perguruan tinggi itu.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
1.
Pengertian Literasi Keuangan
Mengelola
uang yang sehat membutuhkan beberapa faktor fundamental yang perlu
ditingkatkan, dan salah satunya adalah literasi keuangan, dan hal inilah yang
menjadi fokus dalam tulisan ini. Literasi keuangan terjadi ketika individu
memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Keahlian merupakan hal
penting yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan-tujuannya. Literasi keuangan
tidak menjamin bahwa keputusan yang tepat yang dibuat. Hal tersebut disebabkan
karena individu tidak selalu mengambil keputusan berdasarkan rasional ekonomi
(Wilson & Zhang 1997 di dalam Carolyne L J Mason & Richard M S Wilson :
2000)
Perkembangan
dunia keuangan sangatlah signifikan, berbagai produk-produk keuangan baru
semakin banyak dan menuntut orang-orang untuk memahaminya apabila hendak mau
memanfaatkannya. Selain itu, saat ini juga semakin banyaknya akademisi-akademisi,
pakar-pakar atau pun ahli-ahli keuangan untuk mendorong masyarakat supaya
meningkatkan pengetahuan keuangan guna membantu ketika membuat keputusan
keuangan. Literasi keuangan semakin menjadi hal yang signifikan diperlukan
karena dalam literasi keuangan tersedia berbagai macam cara serta pengetahuan
untuk menjadikan seseorang cerdas dalam mengelola keuangannya. Literasi
keuangan dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu yang perlu ditingkatkan
apabila mau memiliki passive income yang melebihi active income.